Tak harus ke kantor, Rafli buktikan Bertani bisa jadi jalan sukses anak muda

Di usia 21 tahun, Rafli Silvani sudah menentukan jalannya sendiri. Anak keempat dari
keluarga petani di Desa Sinar Jaya, Lampung ini, memilih untuk melanjutkan tradisi keluarga –
bukan karena keterpaksaan, tapi karena tekad untuk memajukan pertanian desa.
Rafli memulai pendidikan di MI Nurul Huda Sinar Jaya, lalu ke SMP Negeri 2 Tanjung Raja, dan
SMA Negeri 1 Tanjung Raja. Setelah itu, ia melanjutkan ke Politeknik Negeri Lampung di prodi
Teknologi Produksi Tanaman Pangan. Sejak awal, tujuannya jelas: ingin menjadi bagian dari
perubahan di sektor pertanian.
Selama kuliah, Rafli aktif mengikuti organisasi kampus (UKM) dan dua kali lolos
program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) di SEAMEO BIOTROP dan PT
Semesta Integrasi Digital. Pada awal semester 8, ia sudah berhasil menerbitkan jurnal di SINTA

  1. Berkat pencapaian akademiknya, Rafli lulus dengan predikat cumlaude hanya dalam waktu 3
    tahun 6 bulan, tanpa harus mengikuti seminar proposal atau sidang tugas akhir.
    Meski banyak teman dan tetangga mempertanyakan pilihannya – mengapa tidak bekerja
    kantoran setelah kuliah – Rafli tetap teguh. Baginya, menjadi petani justru memberi kebebasan
    mengatur waktu, sekaligus membuka peluang pekerjaan bagi orang-orang di sekitarnya.
    Saat ini, Rafli fokus mengelola lahan kopi. Tantangan seperti hasil panen yang tidak menentu
    dan fluktuasi harga tidak membuatnya surut. Dengan mengandalkan teknologi dalam proses
    budidaya dan perawatan, ia berusaha meningkatkan hasil dan efisiensi kerja.

“Strategi saya sederhana: tunjukkan hasil bukan sekadar bicara. Saya ingin membuktikan bahwa
bertani juga bisa sukses,” kata Rafli. Ke depan, Rafli berencana memperluas lahan dan
memperbanyak jenis tanaman, demi memperkuat ketahanan pangan dan menjaga kelestarian
lingkungan.
Untuk generasi muda, khususnya Gen Z, Rafli berpesan:
“Jangan mengedepankan gengsi. Terkadang, sesuatu yang kelihatannya rendah justru itulah yang
membawa kita menuju kesuksesan.”
Bagi Rafli, bertani bukan sekadar profesi, tapi bentuk pengabdian dan jalan untuk membangun
masa depan yang lebih baik.

Reporter: Saffanatuz Zahidah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *