Indonesia kini memiliki akses internet satelit global Starlink, yang dioperasikan oleh Starlink Services, anak perusahaan SpaceX milik Elon Musk. Kehadiran Starlink di Indonesia menandai perluasan layanan internet broadband mereka ke negara dengan populasi terpadat keempat di dunia.
Starlink menawarkan internet berkecepatan tinggi dengan latensi rendah melalui konstelasi satelit yang mengorbit di Low Earth Orbit (LEO). Satelit LEO Starlink berjarak sekitar 550 kilometer dari Bumi, jauh lebih dekat dibandingkan satelit internet konvensional yang mengorbit di Geostationary Orbit (GEO) dengan jarak sekitar 36.000 kilometer. Kedekatan inilah yang memungkinkan Starlink menawarkan latensi yang lebih rendah, sehingga koneksi internet terasa lebih responsif.
Bagi Indonesia, kehadiran Starlink berpotensi menjadi solusi untuk mengatasi kesenjangan digital. Meskipun infrastruktur internet berbasis kabel dan seluler terus berkembang, faktanya Indonesia masih memiliki banyak daerah terpencil dan pelosok yang belum terjangkau.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat bahwa pada akhir 2023, sekitar 12.000 desa di Indonesia belum memiliki akses internet 4G. Minimnya infrastruktur ditambah dengan bentang geografis Indonesia yang luas menjadi tantangan tersendiri dalam pemerataan akses internet.
Starlink, dengan jangkauannya yang luas dan tidak memerlukan infrastruktur darat yang rumit, diharapkan dapat menjembatani kesenjangan ini. Internet berkecepatan tinggi dan latensi rendah dari Starlink dapat mendukung berbagai aktivitas. Dengan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, Indonesia berpotensi memanfaatkan kehadiran Starlink untuk menjembatani kesenjangan digital dan membuka peluang-peluang baru bagi kemajuan ekonomi dan sosial di seluruh pelosok negeri.

