Pada Kamis, 30/5/24,Starbucks Korea mengumumkan kolaborasinya dengan boy grup terkenal asal Korea, NCT, melalui akun Instagram resminya. Namun, keputusan ini memicu protes dari penggemar NCT, yang dikenal sebagai NCTzen, yang menyatakan boikot terhadap kolaborasi tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina.
Dalam responsnya terhadap gerakan boikot ini, Manajer Komunikasi Global Starbucks menegaskan melalui email bahwa perusahaan tidak termasuk dalam daftar boikot resmi yang dipimpin oleh gerakan BDS Palestina.
Dampak dari boikot ini terasa signifikan, dengan penurunan lebih dari 8 juta pengikut akun Instagram utama NCT dalam 30 hari terakhir. Bahkan anggota grup seperti Taeyong dan Mark Lee juga mengalami penurunan yang cukup besar dalam jumlah pengikut mereka.
Meskipun demikian, kolaborasi antara NCT dan Starbucks Korea masih berlanjut hingga 4 Juli mendatang, dengan menghasilkan berbagai merchandise eksklusif. Respons dari sebagian NCTzen lainnya beragam, dengan beberapa mengantre di toko-toko di Korea untuk membeli merchandise tersebut.
Pemboikotan terhadap Starbucks secara global tetap berlanjut, dengan beberapa isu yang belum terselesaikan, termasuk keterlibatan mantan CEO Starbucks, Howard Schultz, yang masih menjadi pemegang saham utama perusahaan dan dikenal sebagai pendukung vokal zionisme.