Harga TBS Kelapa Sawit di Pabrik Kelantan Sakti Anjlok, Petani Menjerit!

Kelantan Sakti, [14 Mei 2025] – Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Pabrik Kelantan Sakti mengalami penurunan dalam beberapa pekan terakhir. Kondisi ini membuat para petani kelapa sawit di wilayah tersebut menjerit karena pendapatan mereka merosot tajam.

Menurut data dari Dinas Perkebunan setempat, harga TBS di Pabrik Kelantan Sakti saat ini berada di titik terendah dalam masa periode waktu trek/buah ujung . Penurunan ini diduga kuat dipicu oleh anjloknya harga Crude Palm Oil (CPO) di pasar global.

“Penurunan harga TBS ini sangat memukul kami. Pendapatan kami turun drastis, sementara biaya produksi terus meningkat,” ujar Sumeri [petani], seorang petani kelapa sawit di sekitar Pabrik Kelantan Sakti. Ia dan petani lainnya berharap pemerintah dan pihak terkait segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini.

Pihak manajemen Pabrik Kelantan Sakti, melalui Wilson FFB (Manajer Pembelian), menyatakan bahwa mereka memahami kesulitan yang dihadapi petani. Namun, mereka juga menghadapi tantangan akibat penurunan harga CPO. “Kami terus berupaya mencari solusi terbaik untuk membantu petani, tetapi kondisi pasar saat ini memang sangat sulit,” ujarnya.

Sementara itu, perwakilan Dinas Perkebunan setempat, Bapak Abdul, mengatakan bahwa pemerintah sedang memantau situasi ini dan akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk

mencari solusi. “Kami akan mengkaji faktor-faktor penyebab penurunan harga TBS dan mencari cara untuk membantu petani,” katanya.

Pengamat ekonomi perkebunan, Bapak Indra, memprediksi bahwa harga TBS masih akan berfluktuasi dalam beberapa waktu ke depan. “Harga CPO di pasar global masih belum stabil, sehingga berdampak pada harga TBS di tingkat petani,” ujarnya. Ia menyarankan agar petani mulai mempertimbangkan diversifikasi produk atau mencari alternatif pendapatan lain untuk mengurangi ketergantungan pada kelapa sawit.

Para petani berharap pemerintah dan pihak terkait dapat segera menemukan solusi agar harga TBS kembali stabil dan pendapatan mereka pulih. Mereka juga meminta transparansi dalam penentuan harga TBS agar petani tidak dirugikan.

Reporter : Nokia Rintan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *