Bandar Lampung – Sistem parkir yang diterapkan di kawasan UIN raden Intan Lampung menuai perhatian publik. Meskipun diberlakukan untuk meningkatkan rasa aman dan ketertiban, sejumlah pengunjung menilai bahwa sistem ini belum berjalan secara efisien dan justru menimbulkan sejumlah kendala di lapangan.
Setiap kendaraan yang hendak keluar dari kawasan tersebut diwajibkan membayar tarif parkir sebesar Rp2.000, kecuali bagi pengguna yang memiliki kartu member atau merupakan pengemudi ojek online (ojol). Sistem pembayaran ini dilakukan secara manual melalui gerbang keluar, yang kerap menimbulkan antrean panjang.
Tidak hanya itu, proses masuk ke kawasan juga memerlukan pengambilan tiket atau tap kartu, yang menyebabkan penumpukan kendaraan di pintu masuk. Hal ini berdampak langsung pada kelancaran arus lalu lintas, terutama di jam-jam sibuk, di mana pengendara harus mengantre dalam waktu yang cukup lama.
“Sistem ini memang meningkatkan rasa aman, tetapi dari sisi efisiensi sangat mengganggu. Antrean di pintu masuk sering kali mengular hingga ke badan jalan dan menghambat lalu lintas,” ujar salah satu pengguna jalan yang enggan disebutkan namanya.
Situasi ini memunculkan desakan kepada pihak pengelola untuk melakukan evaluasi terhadap sistem parkir yang berlaku saat ini. Banyak pihak berharap agar keamanan tetap terjaga, namun tidak mengorbankan kelancaran akses keluar-masuk kendaraan. Dengan peningkatan jumlah kendaraan setiap harinya, efisiensi sistem parkir menjadi faktor krusial yang harus segera ditangani demi kenyamanan bersama.
Reporter : Sharah Najma Kaleela