Lampung Barat – Dampak Curah Hujan Lebat Pada Pertumbuhan Kopi Di Lampung Barat
mengancam para petani kopi di Lampung Barat. (Jumat /23/05/2025).
Curah hujan yang ekstrem yang melanda wilayah Lampung Barat belakangan ini telah
menimbulkanmkekhawatiran mendalam di kalangan petani kopi. Fenomena alam ini tidak
sekadar sebuah gangguan musiman,melainkan ancaman serius terhadap mata pencaharian
ribuan keluarga petani di wilayah ini.
Data awal menunjukkan potensi kerugian yang mencengangkan. Diperkirakan setidaknya 40%
lahan kopi di wilayah ini akan terdampak signifikan, dengan proyeksi penurunan hasil panen
mencapai 30-50% pada musim ini.
Curah hujan lebat bukan sekadar ancaman alam, melainkan ujian nyata bagi ketangguhan
petani kopi Lampung Barat. Dibutuhkan kolaborasi penuh antara pemerintah, petani, dan
pemangku kepentingan untuk menghadapi tantangan ini.
Strategi Penyelamatan Pemerintah daerah tidak tinggal diam. Beberapa upaya mitigasi telah
direncanakan seperti : Program pelatihan petani tentang manajemen lahan di musim hujan,
pendampingan teknis untuk sistem drainase yang lebih baik, bantuan bibit kopi varietas tahan
air.
Harapan di Tengah Tantangan curah hujan yang tinggi tidak melunturkan semangat para petani
kopi Lampung Barat tetap berkobar,justru hal tersebut dijadikan tantangan bagi mereka untuk
menghadapi keadaan serupa dikemudian hari.
Dampak Nyata di Lahan Perkebunan kopi milik Bapak Sulmanila (54 tahun), seorang petani
kopi yang berpengalaman dari Kecamatan Way Tenong, Lampung Barat, mengungkapkan
keprihatinannya terkait hujan lebat yang tengah melanda daerah mereka akhir – akhir ini.
“Hujan lebat tahun ini berbeda, tanaman kopi kami terancam. Akar-akar mulai membusuk, dan
sebagian lahan longsor.” Ujarnya
Zahral Muzani seorang petani muda yang ada di Kecamatan Way Tenong, Kabupaten Lampung
Barat mengungkapkan dirinya tidak menyerah meskipun curah hujan yang tinggi berdampak
mengancam tanaman kopi mereka, karena tanaman kopi merupakan warisan.
“Kami tidak akan menyerah, karena kopi adalah warisan kami, dan kami akan terus berjuang
untuk tanaman kopi kami”. Ujarnya
Reporter: Ahmad Kukuh Riva’ie